Laju pertumbuhan penduduk Sumatera Barat selama periode 10 tahun sejak tahun 1990 sampai tahun 2000 tercatat sebesar sebesar 0,56 % dan meningkat selama periode 2000-2002 menjadi 1,82 %. Pada tahun 1990 baru tercatat sebanyak 3.999.764 jiwa, sedangkan pada tahun 2002 telah mencapai 4.375.080 jiwa. Laju peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2002 dengan laju penambahan jumlah penduduk sebanyak 131.570 jiwa atau dengan laju pertumbuhan sebesar 3,1 % dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Jumlah penduduk Propinsi Sumatera Barat pada tahun 2002 sebanyak 4.375.080 jiwa dan menduduki ranking ke 5 di bawah propinsi Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, dan Riau, serta diatas dari propinsi lainnya di Pulau Sumatera. Berdasarkan data Kabupaten dan kota di Propinsi Sumatera Barat, jumlah penduduk terbanyak terdapat di kota Padang, yaitu 743.220 jiwa dan terendah di kota Padang Panjang, yaitu 41.600 jiwa.
Ditinjau dari penyebaran penduduk berdasarkan luas daerah, kepadatan penduduk Sumatera Barat pada tahun 2002 masih tergolong sedang, yaitu 103,6 jiwa per km2. Berarti tiap km2 terhuni oleh penduduk sebanyak 103,6 jiwa. Penyebaran penduduk pada tahun tersebut meningkat sekitar 3,66 jiwa dibandingkan dengan penyebaran penduduk pada tahun 2000 yang hanya sebesar 99,94 per km2. Berdasarkan data Kabupaten dan kota, penduduk terpadat ditemui di Kota Bukittinggi, yaitu 3.710,78 jiwa pada tiap km2 dan terjarang terdapat di Kabupaten Kepulauan Mentawai, yaitu 10,31 jiwa pada tiap km2 (Tabel 9a). Kepadatan penduduk kota Bukittinggi yang demikian disebabkan salah satunya oleh tersebut berkembangnya kota Bukittinggi sebagai kota wisata di Sumatera Barat. Hal itu dapat berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja sebagai dampak berkembangnya sektor pariwisata. Kabupaten dengan kepadatan terkecil adalah kepulauan Mentawai yang hanya 10,32 jiwa per km2. Hal itu terjadi karena kabupaten tersebut merupakan pemekaran dari Kabupaten Padang Pariaman yang mempunyai wilayah cukup luas, yaitu 6,011 km2 (luas Kabupaten Kepulauan Mentawai).
Berdasarkan klasifikasi kepadatan penduduk menurut kabupaten dan kota (Tabel 9a) menunjukkan bahwa kepadatan penduduk Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat diklasifikasikan mulai dari golongan jarang sampai sangat padat. Daerah-daerah yang tergolong padat penduduknya umumnya ditemui di wilayah perkotaan, kecuali Kota Sawahlunto lebih rendah daripada Kabupaten Tanah Datar dan Padang Pariaman, namun demikian 75 % dari penduduk Sumatera Barat berdomisili di wilayah Kabupaten. Hal itu terjadi karena wilayah Kabupaten lebih luas daripada wilayah Kota. Terbukti wilayah Kabupaten mencakup 97 % dari total luas Propinsi Sumatera Barat, sedangkan Kota hanya 3 % saja. Berdasarkan persebaran penduduk di daerah Kabupaten dan Kota, Kota Padang sebagai ibukota propinsi menduduki urutan teratas, yaitu sebesar 16,99 %, sedangkan Kota Padang Panjang menduduki urutan terbawah yang hanya 0,95 % dari jumlah penduduk Sumatera Barat secara keseluruhan.
Jumlah penduduk Sumatera Barat menurut umur pada tahun 2002 memperlihatkan bahwa penduduk usia muda (di bawah 15 tahun) tergolong tinggi, yaitu 1.441.500 jiwa atau sekitar 32,95 % dari seluruh penduduk Sumatera Barat. Komposisi seperti itu menggambarkan bahwa rasio ketergantungan usia (RKU); khususnya usia muda yang masih tergolong tinggi. Berarti beban tanggungan ekonomi oleh penduduk usia produktif (15-64 tahun) tergolong berat. Pada tahun 2002 RKU sebesar 61,8 (62) dengan rasio ketergantungan usia muda sebesar 53,31. Angka itu menunjukkan bahwa setiap 100 jiwa usia produktif (15-64 tahun) di Sumatera Barat akan menanggung beban ekonomi sebanyak 62 jiwa yang tidak produktif dan 53 jiwa diantaranya adalah penduduk usia muda. Beban tanggungan tersebut terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya (tahun 2001); dimana pada tahun 2001, perkembangan RKU mencapai 65,8 (66) dengan RKU usia muda sebesar 53,31.
Pada tahun 2002, jumlah penduduk laki-laki sebanyak 2.147.170 jiwa dan perempuan 2.227.910 jiwa. Secara umum perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dengan perempuan hampir mendekati satu, yaitu 0,96 yang berarti setiap 100 jiwa penduduk perempuan, jumlah penduduk laki-laki 96 jiwa. Data itu menunjukkan bahwa penduduk perempuan lebih banyak daripada laki-laki, khususnya pada usia 15 tahun ke atas, kecuali pada kelompok umur 45-54. Komposisi sebaliknya terjadi pada usia muda (di bawah 15 tahun); dimana ratio jenis kelaminnya lebih besar dari 100.
0 komentar:
Posting Komentar